Saturday, October 25, 2014

Sabar.....

(posted by andiz)

School of Life

Sudut kanan waktu di layar computer menunjukan pukul 12.23 WIB, hangar binger potret keriuhan ala malam minggu anak muda Jakarta terumbar jelas di social media, senyum keriaaan dan kebersamaan berlomba lomba menyesaki timeline dengan berbagai potret makanan dan minuman yang menggoda beriringan dengan gambaran betapa riangnya segala sudut kota Jakarta dengan aktivitas malam minggu warganya yang terkenal gaul, hits dan update. Seketika lamunan berpetualang menyesaki pikiran mengingatkan akan kehidupan beberapa waktu silam, kegembiraan, keriaan dan euphoria malam minggu ala anak muda Jakarta kembali merasuki relung di jiwa yang merindukan, kehidupan dan rutinitas ala anak muda Jakarta menjadi kebiasaan seolah meninggalkan palung dalam jiwa ketika hal tersebut ditinggalkan kerinduan akan tawa riang yang biasa tercerah ya saya rindu !.....Malam ini saya terduduk di rumah sambil menikmati beberapa alunan musik favorit sambil membaca beberapa buku yang belum sempat saya selesaikan beberapa waktu lalu, ya bagi sebagian orang yang mengenal saya cukup dekat maka akan sedikit heran dengan aktifitas malam minggu saya belakangan ini bahkan saya cenderung agak menghilang dari kehidupan social saya, beberapa teman dan kerabat dekat pun cukup banyak yang mempertanyakan saya ada apa dan mengapa namun dari situasi ini jugalah saya dapat memahami dan mngetahui mana yang memang benar benar teman dan hanya sekedar teman yang terbatas pada akses dan interaksi komunikasi via gadget dan social media. Bukan bermaksud untuk mencari sensasi atau apapun perubahan social yang terjadi pada diri saya beberapa waktu ini merupakan sebuah proses dan seleksi alam yang sedang terjadi pada diri saya dan juga lingkungan saya. Sedikit bercerita mungkin lebih tepatnya saat ini dapat dikatakan saya sedang dalam masa pembelajaran dari sebuah sekolah yang menghasilkan nilai tidak hanya terbatas pada nilai raport ataupun transkip akademik yang dapat hilang atau pudar karena ditelan waktu. Ilmu yang diajarkan pada sekolah yang sedang saya tempuh saat inipun tak hanya sebatas ilmu yang dipelajari satu atau dua semester yang kemudian akan terlupa dalam beberapa tahun kedepan. Ya ini lah Sekolah Kehidupan ! dimana alam dan semesta beserta kekuatan tuhan memebrikan pengajaran dan kemampuan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam beberapa waktu terakhir banyak sekali hal yang membuat saya berpikr ulang mengenai hidup, apa arti hidup, untuk apa hidup ini dan mau jadi apa dalam hidup ini, berawal dari quarter life crisis yang saya alami dimana menurut pengertian dari beberapa sumber mengatakan bahwa quarter life crisis adalah adalah masa krisis kehidupan yang terjadi pada periode usia dua puluh lima tahun atau sebelumnya, mungkin usia saya dapat dikatakan masih jauh dari angka seperempat abad tersebut namun selepas masa kuliah dan menjalani rutinitas seperti pria dewasa pada umumnya kemudian datanglah bagai kehidupan yan disebut quarter life crisis tersebut. Dulu ketika masa sekolah atau kuliah persoalan hidup yang saya anggap sebagai masalah hanyalah sebatas habisnya uang jajan sebelum waktunya, ataupun jeleknya ilai raport atau IPK, ya jujur hanya sebatas itu masalah yang menjadi hal serius dalam hidup saya namun ketika usia beranjak dewasa dan tantangan hidup semakin bertambah ternyata saya menyadari bahwa tidak mudah menjadi orang dewasa yang sebenarnya, ada begitu banyak tantangan yang harus dilewati, berbagai ujian dan juga kebingungan kerap dating menguji sehingga masalahpun lebih kompleks dari sekedar habisnya uang jajan sebelum akhir bulan ataupun jeleknya nilai, ditengah “badai” usia seperempat abad tersebut beberapa gangguan kesehatan mulai saya rasakan hingga akhirnya dokter memvonis saya menderita suatu penyakit yang cukup serius dan membutuhkan waktu pengobatan yang cukup lama dan memerlukan kekuatan serta kedisiplinan dan juga keinginan yang kuat umtuk sembuh, seketika saya terbengong dengan tatapan kosong ketika mendengar vonis dokter tersebut berbagai ketakutan melanda dalam diri membayangkan berbagai kemungkinan buruk yang dapat terjadi pada diri saya bercampur aduk menjadi satu dengan berbagai keraguan dan pikiran yang masih terjebak sebelumnya, namun kemudian saya berpikir untuk apa larut dalam keterpurukan yang ada malah membuat keadaan tambah buruk, dutengah situasi yang sedemikian berat untuk saya alhamdulillah dukungan dari keluarha tidak pernah surut bahkan bunda dengan telaten memberikana supan makanan bergizi guna menunjang kesembuhan saya , pada poin ini saya kembali dihadapkan pada sebuah pelajaran bahwa dalam kondisi apapun keluarga dan orang tua merupakan pihak yang dapat menerima kita apa adanya dan dalam kondisi apapun, disisi lain saya banyak belajar dan merefleksikan arti hisup dalam perspektif yang berbeda, mungkin inilah jawaban dari berbagai pihak yang mempertanyakan ada apa dan kemana saja andis selama ini. Saat ini pun saya masih dalam tahap belajar yang masih cukup panjang untuk mendapat nilai terbaik dari kehidupan dan saya pun masih belajar untuk mencintai diri sendiri apa adanya dan dalam kondisi apapun. Saya percaya kelak pada waktunya saya akan benar benar lulus dari ujian sekolah yang diberikan oleh tuhan ini karena saya ebnar benar menginginkannya, saya percaya tuhan memiliki rencana lain dibalik semua ini yang pastinya terbaik untuk saya. Sampai bertemu dalam postingan selanjutnya #GengAndis.