Friday, December 3, 2010

26 September 2009.....................



siang itu masih teringat jelas dipikiranku jumat, 25 september 2009 seketika telepon rumah berdering ketika telepon kuangkat terdengar dari ujung telepon suara dari salah seorang kerabat keluarga mengabarkan kondisi bapak di rumah sakit "ndis kamu sama bunda cepetan kesini ya" ucap tante atik salah satu kerabat keluarga yang siang itu menunggui bapak di rumah sakit mmc jakarta, ketika kumendengar untaian kalimat tersebut seketika lemas dan tersirat firasat buruk mengenai kondisi bapak di rumah sakit , memang sejak bulan april setelah divonis menderita kanker dinding perut bapak terbaring di rumah sakit bahkan di rawat di 2 rumah sakit yang berbeda bahkan bunda yang ketika itu mengurus bapak pun terbaring sakit stroke pada bulan mei terbayang jelas dalam ingatanku ketika merayakan usia ke 17 tahun pada tanggal 28 mei 2009 kondisi kedua orang tua sedang sakit dan ketika itu bapak masih sempat membelikan birthday cake walaupun kondisi fisiknya masih sangat lemah akibat biopsi yang dilakukan diperutya bahkan bunda pun terbaring lemah akibat serangan stroke ya saat itu saya menyadari betapa terpuruknya kondisi keluarga saat itu belum lagi 3 adik yang masih butuh perhatian orang tua dan tuhan memang selalu punya rencana ketika hal tersebut terjadi bertepatan dengan lulusnya aku dari SMA Percik sehingga semua masih bisa kuhandle dengan dibantu saudara, kesedihan yang sempat terbesit saat itu ketika acara wisuda kelulusan SMA saat teman2 lain terlihat bahagia bersama kedua orangtuanya namun aku hanya seorang diri menerima kalung wisuda sebagai tanda kelulusan , kembali ke tanggal 25 september 2009 seketika aku dan bunda segera menuju RS MMC tempat dimana bapak dirawat selama ini ketika pinu kamar 429 kubuka terdengar alunan surat yasin dilantunkan oleh paman dan bibi yang saat itu berada di ruangan tersebut dengan langkah yang tertatih akibat serangan stroke beberapa bulan sebelumnya bunda yang saat itu mengenakan pakaian bermotif batik menghampiri bapak yang terbaring lemah setengah sadar diranjang rumah sakit dengan berbagai cairan infus yang menempel ditubuh dengan hidung yang terus mengeluarkan darah melalui selang ,"bunda ikhlas pak kalo bapak pergi sekarang" ujar bunda lirih dengan mata berkaca kaca seketika akupun lemas dan tersadar betapa selama ini aku belum memberikan suatu hal yang membanggakan bagi kedua orangtuaku, kenangan akan masa kecil dan kebersamaan bersama mereka juga ke 3 adik2ku terlintas dikepalaku , dulu bapak yang selalu menungguiku di depan pagar rumah ketika aku pulang larut malam saat ini hanya terbujur lemah tak berdaya menanti ajalnya tiba akupun terdiam sambil berdoa agar tuhan memberikan yang terbaik walaupun berat aku harus ikhlas jika tuhan memang telh berkehendak memanggil bapak untuk kembali kepangkuannya saat itu, firasat buruk memang telah kurasakan semenjak beberapa hari sebelumnya , bahkan akupun sempat bemimpi bapak berpamitan pergi meninggalkan kami dan berpesan kepadaku selaku anak pertama untuk menjaga bunda dan ketiga adik yang masih kecil, saat petang tiba akupun merasa sedikit terkuatkan karna kedatangan teman2 ada uni dian dan mbak ella yang saat itu datang menjenguk saat itu terlihat seisi ruangan 429 semuanya berdoa melantunkan surat yasin sementara kondisi bapak semakin memburuk bahkan dokterpun sudah menguatkan perasaan bunda agar tabah dalam menghadapi kemungkinan buruk yang mungkin terjadi ketika waktu menunjukan pukul 10 malam salah seorang kerabatpun menganjurkan agar aku dan bunda beserta ke 2 adik perempuanku yang masih duduk dibangku sekolah dasar (eci - sasa )agar beristirahat dirumah mengingat kondisi bunda yang masih belum pulih pasca serangan stroke beberapa bulan sebelumnya sesampainya di rumahpun aku berusaha menguatkan bunda agar siap jika ditinggal pergi oleh bapak, akupun sebenarnya merasa amat bersedih dan tak siap jika harus ditinggal bapak namun aku harus terlihat tegar didepan bunda dan ke 3 adik2ku dan hingga akhirnya waktu menunjukan pukul 5 subuh tanggal 26 september 2009 teleponpun berdering akupun telah merasakan akan datangnya kabar buruk mengenai kondisi bapak dan setelah telepon kuangkatpun terdengar suara dari salah seorang kerabat yang mengatakan "ndis bapak udah nggak ada" seketika akupun merasa bagai disambar petir di siang hari ketika mendengar berita tersebut walaupun sebelumnya telah kuduga akan terjadi hal seperti ini , dengan suara yang lirih dan menahan #perih akupun mnagatakan "oh iyaa" tak ada lagi kata2 yang bisa kuucapkan selain itu ,saat terberat adalah ketika bunda bertanya "ndis siapa yang telfon ? gmn bapak ? " dengan suara yang tegar menahan tangis akupun berkata pelan "bun bapak udah nggak ada" seketika bundapun menangis akupun tak dapat lagi menyembunyikan kesedihan dan tangisan saat itu dan dengan langkah tertatih dan sambil mebabgis bundapun mengabarkan tetangga sekitar perihal kematian bapak tangisan dari tetanggapun ikut memecah suasana pagi itu terlebih ketika dimusholla diumumkan mengenai kematian bapak, memang selama ini bapak dikenal sebagai sosok yg pandai bergaul dan supel sehingga banyak tetangga yang merasa kehilangan atas kepergiannya setelah itu aku, bunda dan ketiga adik beserta salah seorang tetangga dan pembantu segera bergegas menuju klender tampat bapak disemayamkan di rumah salah seorang keluarga ketika kami tiba jenazah bapak belum datang, tak lama kemudian datang ambulans yang membawa jenazah bapak beserta rombongan keluarga lainnya seketika tangisan pun memecah bunda dan adik2kupun menangis histeris ketika jenazah bapak diturunkan bahkan adikku yang saat itu berusia 2 tahun pun pun menangis meminta gendong kepada bapaknya yang saat itu terbujur kaku tak berdaya , namun kedatangan teman2 SMA yang hampir semuanya hadir juga kedatangan uni dian, mbak ella da mas nanta agak sedikit menghibur ditengah suasana duka saat itu jujur waktu itu adalah pertamakalinya aku memandikan jenasah selama hingga tiba saatnya penguburan di TPU Pondok kelapa saat itu pula pertama kalinya aku masuk liang lahat menggotong jenasah selama ini yakni papaku sendiri dulu sering terpikir olehku bagaimana perasaan sseeseorang ketika ditinggal pergi ayahnya namun saat ini akupun merasakan hal tersebut tentu perasaan kehilangan yang mendalam dan rasa duka tak dapat kusembunyikanh lagi saat itu , ya sekarang bapak telah beristirahat dengan tenang disana semua kenangan indah maupun momen2 kebersamaan terekam jelas dalam ingatanku yang kusesali adalah hingga akhir hayatnya aku belum bisa memberikan suatu hal yang membanggakan nya bahkan saat aku lulus SMA Dengan nilai yang cukup baikpun ia juga tak tahu karna saat itu kondisinya sudah kritis dulu aku sering menolak ajakan pergi bersama keluarga ya memang hal yang wajar dialami oleh para remaja yang seakan mulai malas untuk pergi bersama keluarganya namun masa2 itulah yang kini kurindukan akupun menyesal karna sering mengabaikan momen2 yang tak akan terulang tersebut sekarang aku menjadi seorang kepala keluarga bertugas menggantikan bapak untuk menjaga bunda dan adik2ku ini merupakan tanggung jawab berat sebagai aeorang anak yang berusia 17 tahun namun keadaan terus membuatku belajar betapa berharganya sebuah keluarga yang selama ini sering kuabaikan kehadirannya juga belajar bertanggung jawab dan lebih care karna selama ini aku merasa sangat cuek dengan keluargaku sendiri dan akupun tak boleh teralu lama terlarut dalam kesedihan karena hidup dan waktu terus berjalan terimakasih benget pak atas semua yang udah bapak berikan buat andis selama ini "pak istirahat yang tenang ya disana andis janji akan salalu mendoakan bapak dan jagain bunda , eci, sasa dan aditya" (posted by andiz)